• Jelajahi

    Copyright © Sebogor Online
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Peristiwa Gempa Bumi di tahun 1699

    Aries Munandi
    , Oktober 16, 2023 WIB Last Updated 2025-04-14T02:54:03Z
    masukkan script iklan disini
    Pada suatu pagi di tanggal 5 Januari 1699, tanah Bogor berguncang hebat oleh gempa dengan berkekuatan sangat besar. Kekuatan guncangannya bahkan sangat terasa sampai ke daerah Banten, Lampung, dan Jakarta. Para sejarawan menulis bahwa peristiwa gempa bumi di tahun 1699 merupakan yang paling bersejarah di abad ke-17.

    Peristiwa Gempa Bumi di tahun 1699


    Nusantara di tahun 1699 sudah diduduki oleh VOC-Belanda yang dipimpin Gubernur Jenderal Willem van Outhoorn (1691-1704). Sementara di Bogor sudah berdiri beberapa perkampungan yang dulu pernah didirikan oleh Letnan Tanudjiwa atas perintah Gubernur Jenderal sebelumnya yaitu Joanes Camphuijs di tahun 1687.

    Gempa bumi yang terjadi di tahun 1699 diyakini berkekuatan 9 skala richter. Gempa itu pula yang memicu terjadinya erupsi pada Gunung Salak yang menyebabkan sebagian lereng di Gunung Salak longsor dan terbelah. Longsoran lumpur bercampur tanah dan bebatuan besar menghambat aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane.

    Batang-batang pohon dan bebatuan memenuhi muara sungai membuat terganggunya pasokan air bersih ke Batavia dan Tangerang. Ditambah lagi banyaknya bangkai-bangkai hewan yang terbawa arus menjadikan sungai tidak layak untuk dikonsumsi maupun beraktivitas mandi dan cuci.

    Kondisi ini pun mengganggu jalur transportasi sungai yang dahulu banyak dilakukan di sekitar Bogor hingga Jakarta. Otoritas Belanda di Batavia yang kebingungan dengan apa yang sedang terjadi di hulu, segera mengirimkan tim ekspedisi untuk melakukan penelitian lanjutan ke hulu sungai Cisadane di kaki Gunung Salak.

    Di Bogor, dampak yang terjadi akibat gempa tersebut ternyata sangatlah besar. Catatan Van der Chijs meyebutkan bahwa daerah tinggi yang berada di dekat Cisadane di belakang bekas keraton Pakuan yang semula hutan lebat, berubah menjadi lapangan luas dan terbuka setelah terjadinya peristiwa gempat bumi tersebut.

    Dampak akibat gempa bumi tersebut di Bogor sangatlah besar. Van der Chijs dalam catatannya menyebutkan bahwa di dataran tinggi yang berada di dekat Cisadane di bekas keraton kerajaan Pakuan yang semula hutan lebat, setelah gempa telah berubah menjadi lapangan luas dan terbuka, tidak pepohonan sama sekali.

    Gempa bumi yang terjadi pada tahun 1699 itu diperkirakan terjadi akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang termasuk dalam Zona Megathrust. Ada tiga lokasi Zona Megathrust di Jawa yang berpotensi memicu gempa besar yaitu di Selat Sunda, Pesisir selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah, dan juga segmen Jawa Timur sampai ke Bali.

    Dalam buku “Historical Evidence for Major Tsunamis in the Java Subduction Zone” yang dibuat oleh Anthony Reid, menyebutkan bahwa guncangan gempa pada saat itu lebih besar dan sangat kuat dibandingkan gempa bumi yang pernah terjadi sebelumnya.

    Meski tidak ada catatan mengenai dampak gempa di Buitenzorg, namun di Batavia terdapat puluhan rumah, gedung, dan lumbung yang rusak parah. Selain itu, 28 orang dilaporkan hilang.


    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini

    Hobi

    +